1 Korintus 13:7-8
“Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.”
Sebelum membangun keluarga, biasanya setiap pasangan mengharapkan cinta dari pasangannya akan senantiasa abadi.
Ketika memasuki kehidupan berkeluarga, apakah cinta itu akan benar abadi? Apakah cukup hanya dengan cinta kita membangun sebuah keluarga?
Kehidupan keluarga dapat berjalan dengan baik ketika dibangun diatas dari kasih. Cinta dapat pudar tetapi kasih tinggal tetap dan atas dasar itulah maka keluarga dapat dibangun dengan dasar yang baik.
Seorang anak kecil berusia 3 tahun ingin memakan permen dan dia tahu bahwa Ayah dan Ibunya akan melarangnya ketika dia minta dibukakan bungkus permen itu. Maka dia datang kepada neneknya dan minta dibukakan bungkus permen itu.
Sang nenek karena sayang dan kuatir, anak ini menangis maka dia membukakan bungkus permen itu karena ingin melihat senyum dibandingkan tangisan. Alhasil, anak itu kesedak permen hingga hampir merenggut nyawa sang cucu.
Cinta kepada cucu tidaklah cukup. Tetapi kasih yang memikirkan hal yang terbaik bagi sang anaklah yang lebih utama.
Allahpun tahu keadaan dan kondisi kita masing-masing pribadi, sehingga terkadang jawaban dari doa kita adalah tidak. Allah mengasihi kita dan dasar itulah yang menjadi patokan kehidupan kita dalam membangun suatu hubungan.
Dalam kehidupan berkeluarga, terkadang kita dihadapkan pada belbagai pencobaan dan pergumulan. Jika kita saling mengasihi dan mendasarkan dasar keluarga kepada kasih maka keadaan berat pun dapat kita tanggung karena kita mengingat bahwa Allah turut bekerja dalam segala perkara bagi dia yang mengasihiNya.
Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan keluarga kita, bahkan disaat kita tidak mengerti dan memahami yang terjadi dalam hidup kita.
Kasih yang menjadi landasan dalam hubungan keluarga, itu baru cukup.
Misi: melandasi hubungan kita dalam keluarga berdasarkan kasih
Doa: Bapa, kami mengucap syukur atas keluarga yang Tuhan berikan kepada kami. Kami mau melandaskan hubungan kami baik dengan keluarga maupun sesama kami, berdasarkan kasih kepada Engkau. Terima kasih Tuhan, didalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa, Amin.