Location, Jakarta,Indonesia
(021) 29022086

Everyday Blessing: SAKSI IMAN ( WITNESS OF FAITH )


đź“–Ibrani 11:9-10
Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

Banyak orang hidup seakan-akan dunia ini segalanya ; karier, harta, kenyamanan, juga popularitas.

Tapi tokoh iman seperti Abraham menunjukkan gaya hidup yang berbeda: hidup sebagai pendatang, menanti sesuatu yang lebih besar.

Apa yang membuat Abraham rela hidup berpindah-pindah dan tidak menetap?
Karena imannya pada janji Allah.

Hidup oleh Iman, Bukan oleh Penglihatan (ayat 9):
“Karena iman ia tinggal di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing…”

Tanah yang dijanjikan sudah dimasuki Abraham, tapi ia tinggal seperti orang asing.
Hidup di kemah menunjukkan bahwa ia sadar semuanya hanya sementara.

Iman membuat kita taat sekalipun belum melihat hasil akhir .

Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Korintus 5:7 TB )

Untuk kita renungkan:
• Apakah kita hidup seperti “orang asing” di dunia ini? Atau terlalu melekat pada kenyamanan duniawi?
• Iman sejati bersedia meninggalkan zona nyaman demi menaati Allah.

Iman yang Menular ke Generasi Berikutnya (ayat 9b): “….dan di situ ia tinggal di kemah-kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu juga.”

Abraham tidak hanya hidup dalam iman, tetapi juga mewariskan iman itu kepada anak-anaknya.

Ishak dan Yakub ikut hidup seperti dia: tinggal di kemah, menanti janji.
Iman sejati bukan hanya untuk pribadi, tapi harus dibagikan.

• Apakah keluarga kita bisa melihat iman yang nyata dalam hidup kita?
• Apakah kita mendidik anak-anak kita untuk berharap kepada janji Allah?

Fokus pada Kota Kekal (ayat 10):
“Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.”

Abraham tahu: sekalipun ia sudah di tanah perjanjian, janji Allah belum digenapi sepenuhnya.
Ia menanti “kota dengan dasar”, bukan seperti kemah yang bisa roboh.
Kota itu bukan buatan manusia, tetapi rancangan Allah sendiri: gambaran surga, kerajaan kekal Allah.

Dalam kehidupan ini:
• Di tengah dunia yang goyah, apakah kita punya harapan yang teguh dalam kerajaan Allah?
• Jangan tertipu oleh gemerlap dunia. Arahkan hati kita pada rumah sejati yang Tuhan sediakan.

Begitu juga hidup kita di dunia ini: _jangan terlalu sibuk memperindah yang sementara, tapi mengabaikan yang kekal.

Mari kita belajar seperti Abraham, mau belajar menjadi orang asing di dunia ini, hidup dalam ketaatan, mewariskan iman, dan menantikan kota kekal itu.

Tuhan memanggil kita bukan hanya untuk percaya, tetapi untuk hidup oleh iman, sampai kita tiba di kota kekal yang telah disiapkan bagi kita.


Misi: Iman bukan hanya percaya bahwa Tuhan ada, tetapi hidup sesuai dengan janji-Nya, walau belum kelihatan.

Doa: Tuhan, ajar kami untuk hidup seperti Abraham, yang tidak terpaut pada dunia ini, tetapi berharap pada janji-Mu yang kekal. Kuatkan iman kami agar kami tetap setia berjalan bersama-Mu, walaupun kami belum melihat sepenuhnya apa yang Engkau janjikan. Demi Kristus kami berdoa. Amin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *